Search This Blog

Powered By Blogger

Tuesday, June 22, 2010

Goenawan Mohammad dan Jatuhnya Pencitraan Semu - Goenawan Mohammad and the Failure of Fake Imaging

Sangat menarik ketika Goenawan Mohammad mengembalikan Ahmad Bakrie Award yang diterimanya pada tahun 2004, berikut hadiahnya Rp.100 juta dan bunga sebesar Rp.54 juta, pada tanggal 22 Juni 2010 lalu. Tindakan ini diambil karena kekecewaannya terhadap sepak terjang Aburizal Bakrie di dunia bisnis dan politik. Tindakan Aburizal Bakrie dalam Kasus Lapindo dan Century Gate merupakan salah satu alasan Goenawan Mohammad mengembalikan penghargaan tersebut. Lebih jauh lagi, dia mengingatkan agar keburukan jangan ditutupi dengan kebaikan.

Saya kira peringatan ini bukan hanya bagi Aburizal Bakrie tetapi juga bagi semua pihak, termasuk pelaku bisnis, politikus, artis, LSM, pemerintah, dan masyarakat banyak. Tindakan Goenawan Mohammad ini harus dilihat lebih dalam, bahwa pencitraan semu yang dilakukan, terutama oleh para pebisnis dan politikus, tidak akan berhasil menutupi kebobokran. Memang dibutuhkan waktu yang cukup lama, enam tahun sejak diterimanya Ahmad Bakrie Award, sebelum Goenawan Mohammad mengembalikan penghargaan tersebut, namun ini berarti bahwa waktu akan membuktikan bahwa pencitraan semu tidak akan berfungsi menutupi keburukan.

Mengakui dan memperbaiki kesalahan merupakan cara yang terbaik. Tiger Woods memberikan contoh dalam hal in ketika dia terbukti melakukan perselingkuhan terhadap banyak wanita dan mengakui kecanduannya terhadap seks. Pada 11 Desember 2009 Tiger woods mundur sementara dari dunia golf profesional untuk memperbaiki kehidupannya. Dua puluh minggu setelahnya, Tiger Woods kembali mengikuti 2010 Masters Tournament pada tgl 8-11 April 2010 dan menyelesaikan turnamen tersebut di posisi ke-4 bersama K.J. Choi. Eksploitasi media terhadap Tiger Woods mereda seiring dengan pengakuan dan usahanya memperbaiki kesalahan.

Dari perspektif CSR, entitas bisnis juga selayaknya manusia, pasti memiliki kekurangan dan kesalahan. Akan tetapi prinsip-prinsip perusahaan yang bertanggungjawab sosial tidak menyarankan program sosial, donasi, dan filantrofi sebagai usaha untuk mengobati kekecewaan stakeholder atau menutupi kesalahan. Pada akhirnya kegiatan-kegiatan tersebut belum tentu menyentuh akar permasalahan.

Prinsip CSR yang benar, menganjurkan adanya transparansi terhadap kesalahan pelaku bisnis dan akuntabilitas dalam memperbaiki kesalahan tersebut. Ini dapat dilakukan bila terjadi komunikasi yang baik dan hubungan yang harmonis dengan stakeholder. Seperti halnya manusia-saya dan anda, entitas bisnis memerlukan pihak lain untuk mengingatkan kesalahan dan kekurangannya.

(SP)

Referensi

http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/06/22/14393087/Bakrie..Jangan.Tutupi.Borok.dengan.Award


English version

It was very interesting when Goenawan Mohammad returned his Ahmad Bakrie Award-after he received it in 2004, including the Rp.100 million money prize and its Rp.54 million interest, on last June 22, 2010. This decision was taken due to his disappointment of Aburizal Bakrie's movements in business and politics. Aburizal Bakrie's involvement in the case of Lapindo and Century Gate is one of reasons of Goenawan Mohammad to return the award. Moreover, he warned not to cover felonies with good actions.

I believed he reminded not only Aburizal Bakrie but also all of us, including businessmen, politicians, artists, NGOs, government agencies, and society at large. Insight from Goenawan Mohammad's decision is the fake imaging, which is conducted
especially by businesses and politicians, will not cover felonies. Although it takes six years after the awarding before Goenawan Mohammad finally returned it, fake imaging would not be successful in the long run.

Admitting and fixing faults are the best ways. What Tiger Woods has done is a good example when he is proven having affairs with many women and addicted to sex. On December 11, 2009, Tiger Woods step back temporarily from his professional golf endeavor in order to get his life back. Twenty weeks after, Tiger Woods played golf again in 2010 Masters Tournament on 8-11 April, 2010, and finished at the 4th place together with K.J. Choi. Media stops exploiting him as he admits the fault and tries to fix his life.

From CSR perspectives, business entity is just like human, possesses weaknesses and commits faults. Principles for socially responsible companies do not suggest social programs, donations, and philanthropy as the efforts to compensate the disappointment of stakeholders or disclose felonies. At the end, these activities would not highlight the main issues.

Appropriate CSR principles advice transparency on businesses' faults and accountability in fixing them. This can be initiated if there is a good communication and harmonic relationship with stakeholder. Just like humans-you and me, business entities need others to remind their weaknesses and faults.


Reference;

http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/06/22/14393087/Bakrie..Jangan.Tutupi.Borok.dengan.Award

No comments: